Suasana
kian mencekam, rumit dan tak tentu arah saat menunggu dan menyaksikan Ibu kami
berbaring lemas dan tak berdaya di ruang ICU Rumah Sakit Puri Cinere. Doa dan harapan untuk kesembuhan
Ibu kami terus kami sampaikan sebagai bentuk usaha utama kami. Saat mendengar
vonis dokter akan kecilnya kemugkinan Ibu untuk sembuh maka pada saat itu pula
detak jantung kami seakan berdebar lebih kecang dan cepat, tubuh kami melemas
dan perasaan kami sangat cemas. Namun, kami berusaha sedikit menenangkan dan
meyakinkan diri bahwa Allah mendengar dan mengetahui isi hati kami yaitu kami
ingin Ibu kami sembuh.
Kami
kembali bersimpuh dan bermunajat kepada Sang Khalik dengan berserah diri bahwa
hanya kepadaNya kami menyembah dan hanya kepadaNya kami memohon pertolongan.
Dari waktu ke waktu kami terus meminta pertolongan dan keajaiban yang datang
dari Allah untuk kesembuhan ibu kami. Hampir semua yang kami kenal pada saat
itu, kami mohonkan untuk mendoakan ibu kami. Kami menggelar berbagai pengajian,
memanjatkan doa bersama, bershodaqoh dan melakukan berbagai aktivitas ibadah
kami kepada Allah hanya untuk kesembuhan dan kebaikan ibu kami.
Namun,
Allah SWT berencana lain. Tiada daya dan upaya selain kekuatan yang datang
daripada-Nya. Manusia hanya bisa berusaha sementara keputusan akhir berada di
tangan Allah. Ia berkehendak atas segala sesuatu dan tak ada satu pun yang
mencegah dan merubah kehendak-Nya.
Senin,
28 maret 2011 setelah sholat shubuh, kami dipanggil dokter untuk ke ruang ICU
melihat keadaan ibu kami yang semakin menurun kondisinya. Lantunan ayat suci
Al-qur’an dan rentetan doa terus kami baca dan kami panjatkan di ruang ICU
maupun di luar ruang ICU. Naik turunnya kondisi ibu kami terus menghawatirkan
dan mencemaskan kami akan kondisi ibu kami. Pada hari itu, kami sering sekali
dipanggil dokter untuk ke ruang ICU melihat kondisi Ibu kami yang tinggal
sedikit sekali kesempatan untuk hidupnya. Menjelang maghrib, kondisi ibu kami
semakin kritis dan kami terus berdoa sampai detik-detik terakhir kepergian Ibu
kami. pukul 19.40 WIB akhirnya Sang Khalik memanggil Ibu kami untuk pulang
keharibaan-Nya. Air mata pun pecah dan
bertumpah ruah, kami hampir tak percaya semuanya akan berakhir seperti ini.
Namun, kami tahu bahwa ini adalah keputusan Allah. Kami harus terima dan
ikhlas. Kami tahu bahwa Allah tidak akan menguji hamba-hamba-Nya di luar batas
kemampuannya. InsyaAllah ini keputusan yang terbaik yang diberikan Allah kepada
kami. Mudah-mudahan kami dapat mengambil hikmah dari setiap ujian dan kejadian
yang Allah berikan. Kami hanya bisa memanjatkan doa untuk ibu kami…
Ya Allah…ampunilah dosa dan kesalahan Ibu kami, terimalah
amal ibadah Ibu kami dan tempatkanlah Ibu kami di tempat yang indah di sisiMu
Amin Ya Rabbal Alamin J
0 komentar:
Posting Komentar